Oleh Ode : Riswanto
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Perkembangan
jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini
menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui
kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi
mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar
dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan
perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena
didorong motivasi.
Sedangkan
faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor
metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan
pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu
pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral
maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada
siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang
sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana motivasi belajar yang
ditimbulkan?
2.
Bagaimana metode pembelajaran yang
digunakan?
3.
Bagaimana kondisi lingkungan
keluarga mahasiswa?
4.
Bagaimana kondisi lingkungan kuliah
mahasiswa?
5.
Apakah ada faktor-faktor pengaruh yang
dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa?
6.
Apakah ada upaya yang dapat
membangkitkan motivasi belajar mahasiswa?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui motivasi belajar
2.
Untuk mengetahui metode pembelajaran
yang digunakan
3.
Untuk mengetahui kondisi lingkungan
keluarga
4.
Untuk mengetahui kondisi lingkungan
kuliah
5.
Untuk mengetahui apakah ada
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa
6.
Untuk mengetahui apakah ada upaya
yang dapat membangkitakan motivasi belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Perkataan
MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris -
"MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga
telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni
bermaksud TUJUAN. Di dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat
"motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai
sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.
Motivasi
dapat diartikan sebagai sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang
itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai
atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Jadi
motivasi dapat definisikan bahwa: Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan
mengarahtuju seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau
positif.
B. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli.
Motif
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan
suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di
dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan
oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut : Wexley &
Yukl (dalam As’ad, 1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian atau
penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell
(dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses- proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan
tertentu.
Gray (dalam
Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang
bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu.
Morgan
(dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal
yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku
yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari
pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
McDonald
(dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di
dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi
mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik
secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar
yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto
(1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena
kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan
tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di
dalam diri seseorang.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses-
proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan
tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu,
yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
C. Pengertian Belajar
Belajar
adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan
untuk mencapai tujuan , yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju)
dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(perilaku).
D. Jenis-jenis Motivasi
Dengan hanya
mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang menjadi
kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan motivasi
kita harus mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model motivasi
mana yang cocok diterapkan. Jenis-jenis motivasi ada 2 yaitu motivasi positif
dan motivasi negatif.
1.
Motivasi positif adalah proses untuk
mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan
dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah.
2.
Motivasi negatif adalahv proses
untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan
tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Motivasi positif efektif untuk jangka panjang,
sedangkan motivasi negatif untuk jangka pendek saja. Secara umum motivasi
dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Motivasi Intristik Motivasi yang
berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri.
2.
Motivasi Ekstrinsik Dorongan yang
ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Namun
dorongan tersebut dating dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang itu
dirangsang dari luar.
Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah
karena dalam interaksi belajar mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat
dan perhatian terhadap suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu
di dalam kegiatan interaksi belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat
penting dalam upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa
secara menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta
berpartisipasi positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mengingat motivasi ekstrinsik ini terjadi karena
rangsangan dan pengaruh dari luar diri siswa. Maka guru selayaknya untuk selalu
memanfaatkan media dan model pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan
belajar mengajar.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif.
E.
Teori Motivasi
Motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku
manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang kita inginkan. Motivasi sangat dibutuhkan seseorang
untuk membangkitkan semangat seseorang. Berikut beberapa teori menurut pendapat
para ahli yaitu:
Teori
Hierarki Kebutuhan, menurut maslow didalam diri setiap manusia ada lima jenjang
kebutuhan, yaitu:
1.
faali (fisiologis)
2.
Keamanan, keselamatan dan
perlindungan
3.
Sosial, kasih saying, rasa dimiliki
4.
Penghargaan, rasa hormat internal
seperti harga diri, prestasi
5.
Aktualisasi-diri, dorongan untuk
menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang,
menurut maslow, pimpinan perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah
bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan
dia atas tingkat itu.
Teori X dan Y ,
teori yang dikemukakan olehv Douglas McGregor yang menyatakan
bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu
negative (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi
individu, dan yang lain positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi
mendominasi individu.
Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikologv Frederick
Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor
tentang motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa
tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik
tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari
rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
1.
prestasi (achievement)
2.
Pengakuan (recognition)
3.
Tanggung Jawab (responsibility)
4.
Kemajuan (advancement)
5.
Pkerjaan itu sendiri ( the work
itself)
6.
Kemungkinan berkembang (the
possibility of growth)
Teori
kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan :
1.
prestasi (achievement)
2.
Kekuasaan (power)
3.
Afiliasi (pertalian)
Teori Harapan – Victor Vroom, teori ini beragumen
bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara
tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu
akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran
tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya
akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik
akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji,
atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Teori Keadilan,
teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh
keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu bekerja
untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi Reinforcement theory, Teori ini tidak
menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini
menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi
tindakan dimasa yang akan dating dalam proses pembelajaran.
F.
Berbagai pandangan tentang motivasi
dalam organisasi.
1.
Fakor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarkan
kata-kata, “belajarlah yang giat”, “belajar pangkal pandai”, dan lain
sebagainya. Banyak dari kita yang salah mempersepsikan belajar sebagai kegiatan
yang hanya membaca buku saja, berarti orang yang rajin belajar adalah orang
yang rajin membaca buku. Belajar bukanlah dalam ruang lingkup itu saja. Belajar
adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan
untuk mencapai tujuan , yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju)
dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(perilaku). Dengan memahami betul konsep tersebut, ternyata belajar itu sangat
luas sekali dan tidak hanya terbatas pada “membaca” saja. Interaksi diri yang
melibatkan fisik artinya adanya pengindraan yang bisa menunjang proses belajar
tersebut. Psikis artinya adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk
belajar. Dan lingkungan, artinya kekondusifan environmental sangat dibutuhkan
dalam belajar. Semua interaksi ini ditujukan agar pengetahuan seseorang, sikap
(moral) dan tindakan bisa mengalami kemajuan.
Sebagai contoh, mari kita amati ilustrasi berikut ini.
“Pada saat Pram sedang asik naik sepeda motor tiba-tiba ban sepeda motornya
terkena paku dan terpaksa harus ditambal, setelah tengak-tengok kesana-kemari
ternyata dipingir jalan ada tukang tambal ban. Pram langsung mendatangi tambal
ban itu. Setelah sampai disana ban sepedanya langsung diproses dengan sangat
cepatnya oleh tukang tambal ban, selama disana Pram melihat cara kerja,
peralatan yang dipakai, bahkan dia bertanya berapa modal, keuntungan dan
kerugian, harga ini dan harga itu, dan sebagainya. Dengan adanya peristiwa ini
ranah kognitifnya menjadi luas dengan mengetahui tentang dunia penambalan ban.
Dengan pengetahuan yang tidak disengaja ini juga, dia menjadi tertarik akan
lapangan pekerjaan tersebut (ranah afektif). Sehingga dia membuka usaha
penambalan ban dengan memperkerjakan banyak orang (ranah psikomotorik), tentu
saja dari trik-trik yang dia dapatkan dari pengetahuan tadi”. Hal yang
dilakukan Pram ini adalah contoh salah satu proses belajar. Sangat luas sekali
definisi dari belajar ini serta proses berlangsungnya bisa dimana saja, kapan
saja dan tidak terbatas oleh waktu. Dengan latar belakang itu maka muncullah
suatu konsep belajar sepanjang hayat. Dimana belajar tidak terbatas ruang dan
waktu. Lalu apa hubungan motivasi dengan belajar ?. Sebelum beranjak lebih
lanjut, mari kita pahami konsep dari motivasi itu sendiri.
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia. Ada tiga factor yang mempengaruhi motivasi
seseorang yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Apabila seseorang mempunyai kebutuhan yang mendesak
maka motivasinya akan meningkat, misalnya ; ada orang yang sangat lapar karena
tidak makan selama tiga hari – tiga malam (lapar merupakan kebutuhan biologis)
maka dia akan makan dengan sangat lahap, dari pada orang yang perutnya kenyang.
Hal ini menggambarkan tentang motivasi makan. Dorongan juga sangat mempengaruhi
motivasi. Dorongan ini biasanya berupa reward (penghargaan) dan punishment
(hukuman). Misalnya seorang anak yang takut diberi hukuman bila tidak
mengerjakan PR oleh gurunya, maka dia akan memaksakan diri untuk mengerjakan
meskipun dia tidak bisa. Begitupun juga, misalnya seorang guru yang bernama “X”
berjanji akan membelikan Honda Jazz bagi yang mengerjakan PR. Jangankan murid
dikelasnya, murid dikelas lain, atau bahkan murid disekolah-sekolah lainnya
akan berebutan mengerjakan PR yang diberikan oleh guru “X” tadi.
Faktor terakhir yang mempengaruhi motivasi adalah
tujuan. Tujuan, cita-cita, dan visi seseorang sangat mempengaruhi motivasi.
Karena hal inilah, bapak besar proklamtor bangsa Indonesia Ir Soekarno pernah
berkata, “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”. Hal ini sangatlah benar,
misalnya seorang perempuan yang bercita-cita hanya sebagai ibu rumah tangga
maka motivasinya dalam bersekolah, beraktualisasi diri dan mengukir prestasi
akan rendah, karena tujuan hidup bagi dia jelas sekali, hanya berkisar dapur,
sumur, dan kasur (ungkapan adat jawa tradisional terhadap para perempuan). Hal
tersebut akan berbeda bila kita bandingkan dengan seorang perempuan yang
bercita-cita ingin jadi presiden, dia akan belajar dengan giat, mencoba aktif
dalam partai-partai politik, mengukir prestasi yang bisa mengangkat harkatnya
sebagai seorang wanita.Setelah memahami hal tersebut diatas maka bisa
dilanjutkan pembahasan tentang bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap belajar.
Belajar tanpa motivasi bagaiakan kendaraan bermotor
tanpa bahan bakar, sehingga semewah apapun kendaraan tersebut tidak akan bisa
dijalankan tanpa adanya bahan bakar. Selengkap apapun fasilitas yang dimiliki
seseorang, meskipun ribuan eksemplar buku yang dia miliki, walaupun ratusan
juta rupiah biaya yang dimiliki untuk pendidikan, tidak akan berpengaruh jika
motivasi belajar tidak melekat didalam dirinya. Begitupun sebaliknya, seminim
dan semiskin apapun seseorang apa bila motivasi belajarnya tinggi maka
kekurangan didalam dirinya hanyalah kerikil kecil yang menghalangi langkah.
Oleh karena itu apabila motivasi yang bersifat intrinsik (dari dalam diri)
tidak dipunyai, maka motivasi ekstrinsik (dari luar diri) harus segera aktif
untuk membangkitkan motivasi intrinsik tersebut. Motivasi ekstrinsik yang paling
utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil
anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya
adalah didalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini
merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi
anak (Drs. Suwarno). Banyak kita ketahui orang tua yang hanya memberikan uang
kepada anaknya untuk kuliah, dilengkapinya fasilitas kendaraan bermotor,
Handphone, komputer, dll. Memang benar apabila lengkapnya fasilitas akan sangat
menunjang seseorang dalam belajar, namun tanpa adanya motivasi baik intrinsic
maupun ekstrinsik fasilitias tersebut tidak akan berpengaruh , bahkan bisa saja
disalah gunakan. Dari hal ini maka muncullah kenakalan remaja, misalnya
kebut-kebutan dijalan, uang SPP untuk beli narkoba, bahkan untuk
berzinah.Dengan pembahasan yang panjang lebar tersebut diatas, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai
tujuan akan lbeih efektif, bila ditunjang dengan motivai yang tinggi, baik yang
berupa intrinsik maupun ekstrinsik. Dan orang tua adalah hal yang signifikan
dalam membangkitkan motivasi seseorang.
2.
Faktor-faktor Yang Memepengaruhi
Membedakan Motivasi Belajar Seseorang Dengan Yang Lainnya
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan
penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing
orang, di antaranya:
a.
Perbedaan fisiologis (physiological
needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
b.
Perbedaan rasa aman (safety needs),
baik secara mental, fisik, dan intelektual
c.
Perbedaan kasih sayang atau afeksi
(love needs) yang diterimanya
d.
Perbedaan harga diri (self esteem
needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan
lain-lain.
e.
Perbedaan aktualisasi diri (self
actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
3.
Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang
lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang
diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan
mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh
orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang
tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk
mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi
untuk belajar, yaitu:
a.
Pertama, motivasi belajar berasal
dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas
pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk
menjalani kehidupan.
b.
Kedua, motivasi belajar dari faktor
eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan
sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
4.
Tips-tips Meningkatkan Motivasi
Belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang
tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar
bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri
kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat
termotivasi.
Berikut beberapa tips yang dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu:
Berikut beberapa tips yang dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu:
a.
Bergaullah dengan orang-orang yang
senang belajar.
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan
berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang
atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat
kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri,
atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
b.
Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik
formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan
seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha,
dan lain lain-lainnya.
c. Belajar dari
internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan
kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang
kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika
ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.
d. Bergaulah
dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis
meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis
jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas
seperti itu, dan sebaliknya.
e. Cari
motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu
atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan
hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas
yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih
prestasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses
belajar mengajar antara seorang guru dan siswa nya dan motivasi belajar setiap
orang bisa jadi tidak sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri,
agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakan
nya dalam kehidpan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk
membangkitkan agar kita termotivasi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar,
sedangkan faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Bila
faktor lingkungan dalam keadaan baik maka akan berdampak baik pula terhadap
diri kita dan sebaliknya jika lingkungan sekitar tidak baik maka akan
berpengaruh negatif dan upaya apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi
situasi seperti itu. Jika semua dapat teratasi maka kita siap untuk meraih
cita-cita yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Whandi. 2010. Pengertian Belajar.
http://whandi.net/pengertian-belajar.html. Diakses 7 November 2010
Fuddin. 2008. Psikologi Pendidikan.
http://fuddin.wordpress.com/2008/02/28/psikologi-pendidikan/. Diakses 7
November 2010.
Belajar Psikologi. 2010. Macam-macam
Motivasi Belajar. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/.
Diakses 7 November 2010.
Basuki, Heru. 2008. Psikologi
Umum. Jakarta. Gunadarma.
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro
Prabowo.1996. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar